LAGI-LAGI…KHILAFAH….!!!

Y44h.…, Kh4lafah itulah kat4 Y4Ng 5eRiNg Qta dEnGar gencar digEmb4r-GemB0Rk4N Ol3h SeBu4h “HizBiyyah” (GOloloNgan), baik itu dalam tulisan2 p3NerB!TanNy4 maupuN dalam aks!2 TuRun Ke J4L4N-nya/!stilah lain daripada Demonstras!….,

menjadi sebuah IrOn! meNeriaKkan perlunya tegak Khilafah….sement4Ra Hizb itu sendiri berada di sebuah NeG4R4 Kontr4 Kh!lafah, yaitu Negara Ashobiyah (Nasionalisme) dan yang dKritis!nya adalah KeB!j4kan Negara ashobiyah itu sendiri…., dan teramat !rOni untuk memperjuangkannya-pun menggunakan pola DEMONSTRASI, yang notabene bagian daripada Demokrasi, yang oleh Hizb itu sendiri sering ditentang…, tak ubahnya menjilat ludah sendiri . Lalu diantara yang meneriakannya di jalanan saat aksi unjuk rasa adalah para akhwat berjilbab lebar…, yang oleh Rasul sendiri aurat wanita/diantaranya suara wanita harus dijaga kehormatannya, wanita dalam bersuara mesti lembut, santun, tidak layak mengeluarkan suara keras, apalagi di depan muka umum…!.

 

Kalau mendengar Khilafah yang diusung oleh Hizb ini Qta diingatkan oleh sebuah obat yang bernama Obat Generik…., obat sapu jagat, berbagai penyakit bisa disembuhkan olehnya. Ketika berbicara Pendidikan mahal, khilafah alternatifnya, BBM naik, Harga Kebutuhan pokok naik, TDL naik, KKN merajalela, Pornoaksi/pornografi marak, ekonomi sulit dan kesejahteraan rakyat tidak kunjung terpenuhi…., lalu dijanjikan dengan sebuah kata/sistem yang bernama Khilafah. Benarkah demikian???, BENAR…sebagaimana dijanjikan Allah dalam Qs 7 : 96, “Seandainya penduduk Negeri beriman dan bertakwa (terlaksananya Hukum Allah dalam sbuah Daulah/Khilfah) maka kemakmuran akan terwujud”, TAPI apakah itu orientasi dari penegakkan Khilafah yang diusung oleh Hizb ini????, dan memandang bahwa Khilafah adalah sebagai solusi atau alternatif sebagaimana yang dikampanyekannya???… Lalu apakah bedanya dengan para Juru Kampanye Partai Politik yang selalu berbicara janji2 mensejahterakan rakyat, kemakmuran, pendidikan gratis, BBM murah dsb???? PADAHAL Masyarakat sudah jenuh dengan janji-janji manis tentang kesejahteraan dan kemakmuran, sudah terlalu banyak janji manis diobral oleh politikus dan demo-demo atas nama rakyat menuju sejahtera, padahal sebaliknya dengan demo tersebut justru memacetkan jalan, yang berdampak mengurangi produktifitas usaha/kerja.

Rakyat atau umat sebenarnya perlu difahamkan akan makna hidup untuk ibadah semata dengan sebenar-benarnya Ibadah dalam segala asfek kehidupan. Sehingga jika umat sudah faham akan tujuan hidup, ia akan senantiasa strugle, bertahan dalam menghadapi dinamika kehidupan. Karena kesulitan dan kesenangan hidup adalah bagian daripada warna  kehidupan di dunia yang bersifat al-mutaghyyir/dinamis, kesejahteraan dan kesenangan hakeki hanya ada di akhirat. Jika sudah terwujud masyarakat yang demikian (beriman&bertakwa), maka secara otomatisasi Khilafah Fil Ardli akan terwujud sesuai dengan Kehendak Allah (Qs 23:55) dan cara yang dicontohkapun mengikuti pola RasulNya. Dengan tegaknya Khilafah bukan jaminan kesejahteraan dalam hal MATERI seperti yang dijanjikan oleh Hizb pengusung Khilafah ini terwujud. Kita lihat sejarah Madinah sebagai basis Khilafah tegak di Yatsrib, warga islam justru kesulitan ekonomi karena selalu dirongrong oleh Negara2 Kafir disekitarnya, seperti dalam Perang Ahzab.

Menegakkan Kekhilafahan BUKANLAH SOLUSI ATAU ALTERNATIF, tapi ia KEWAJIBAN yang harus ditunaikan oleh siapa saja yang mengaku muslim, dan tegaknya Khilafah bukan berorientasi kesejahteraan materi, karena banyak juga negara-negara NON Khilafah yang sanggup mensejahterakan rakyatnya, seperti Negara-negara Eropa, Amrik, Singapore dll….!. Memperjuangkan tegaknya Khilafah adalah bagian daripada proses menuju RidloNya…, sekali lagi  semata-mata untuk mendapatkan Ridlo Allah saja/Mukhlisiina lahuddiin, ikhlas tanpa berharap selainNya. Allah-lah yang akan menjamin Fi Dunya Hasanah dan Fil Akhiroti Hasanah. Hasbunallah Wa Nikmal Wakiil:)

11 komentar di “LAGI-LAGI…KHILAFAH….!!!

  1. Khilafah tegak di Yatsrib, warga islam justru kesulitan ekonomi karena selalu dirongrong oleh Negara2 Kafir disekitarnya, seperti dalam Perang Ahzab.
    Ada data akurat mengenai hal ini tidak?

    mengenai hal yang diatas saya sangat setuju…
    segala-galanya harus Lillahita’ala…bukan karena yang lain…karena menegakan Khilafah esensinya adalah agar Syariat Islam dapat ditegakkan dan menjadi hukum diatas segalanya…kaeana Kewajiban kita lah menyegerakannya…umat sudah terlalu lama dibodohi dan dizhalimi oleh bangsa kafir…
    saatnya Islam kembali pada martabat juga haknya…
    mari bersama2 berjuang dijalan Allah…^^
    keep blogging…^^
    Salam Ukhuwah…

    • Benar…senantiasa dakwah di Jalan Allah ya akhi…
      istiqomah lah…agar umat semakin yakin…bahwa khilafah akan tegak kembali…dan pada saatnya(pada saat itu) umat sudah siap dengan segala-galanya…
      ya Allah Allahuma Amii..

  2. yg nulis artikel mah gak paham disangkanya dgn amalan sunah2 yg dgembor2 kan mereka bs mmbeli teket kesurga apah, padahal jk dbandingkan antara dosa kewajiban yg tak trlaksana dg pahala sunah2 yg dilaksanakn,, anjlok mass..

  3. @Hendra
    Pake logika. klo orang sudah menjalankan sunnah berarti yang Wajib sudah pasti Dikerjakan. Klo yang Wajib Doang dikerjain itu namanya masih standart. Tahu standart nggak? klo tidak tanya sama tukang martabak! disitu Anda bisa tahu posisi anda. Makanya Bedain? Cara Yang Kaffah bukan Yang Paket Biasa alias standart.

  4. Khilafah?
    Kalau mau kaffah ya harus niru khilafah ala Rasul. Sayangnya itu tidak mungkin, karena sistem kontrol yg dipakai nabi adalah sistem kontrol dari Allah langsung. Allah sudah tidak tidak ikut ngurusi dunia, alhasil semua sistem khilafah setelah nabi adalah sistem tanpa kontrol yang jatuh ke sistem otoriter. Kalau khalifahnya baik, ya baik. Kalau khalifahnya buruk, ya buruk,.

    Untuk lihat khilafah dalam sejarah bisa mampir ditulisan ini:
    Khilafah, Negara Islam Dalam Sejarah

  5. PENERAPAN SYARIAT (HUKUM) ISLAM TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN MUSLIM

    kalau sudah bicara masalah akidah atau tauhid dan dikaitkan dengan implementasinya dalam kehidupan nyata, maka pasti kita harus bicara tentang hukum. prinsip dasar dari hukum dalam Islam ya sudah tertuang dalam Al Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW ya memang harus dibumikan termasuk ke dalam kancah politik dan kekuasaan.

    kaitan syariah dengan kekuasaan inilah yang ditakutkan oleh sebagian umat Muslim itu sendiri, apalagi kaum non-Muslim. bicara kekuasaan memang kita terbelenggu dengan istilah ‘merek’ kekhilafahan dan kekhalifan sesuai dengan perannya. dan kalau kita hanya menunggu terbentuknya suatu khilafah atau negara Islam dengan kekhilafahannya, maka kapan pulalah prinsip-prinsip dari Islam atau syariat yang termuat dalam Al Quran dan hadts bisa diterapkan???

    sebenarnya bicara masalah khilafahan dan kekhalifahan sebenarnya sudah ada contoh konkritnya seperti era ke-empat khalifah setelah wafatnya Nabi Muhammad saw.

    lalu, kini sebenarnya sudah ada negara yang bermerek negara Islam seperti Pakistan, ternyata negeri ini tak mampu juga menerapkan prinsip-prinsip ajaran Islam. ada negara Islam seperti Iran, tapi landasan keimanan berbeda dengan keimanan sebagian besar umat Muslim yakni Syiah.

    Ada juga kerajaan Islam seperti Arab Saudi tapi juga tak mampu menerapkan syariat Islam yang sebenarnya. contoh yang paling kecil, di negeri Indonesia juga ada ‘daerah syariat’ seperti Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) ya kenyataan juga tak mampu menerapkan prinsip-prinsip ajaran Islam dibidang kekuasaan dan politik.

    kenyataan, karena secara formal maupun non-formal semuanya cita-cita dan harapan terbentuknya suatu kekhilafahan dan khilah atau Negara Islam adalah sangat sulit maka tidak berarti wujud dan penerapkan prinsip-prinsip ajaran kekuasaan dan politik menurut Islam, berhenti sampai begini. untuk inilah maka pengertian dan definisi tentang syariat Islam, negara Islam atau khilafah dengan cara menentukan sang pemegang kekuasaan baik sebagai khalifah atau non-khalifah (raja, sultan, pangeran, presiden atau gubernur, bupati ataupun walikota) perlu dikaji ulang.

    sebagai contoh, pengertian khalifah bisa kita definisikan kira-kira sebagai berikut baik sebagai khalifah atau non-khalifah adalah seseorang Muslim yang telah dianugerahi ‘kekuasaan’ tertinggi dalam suatu negara atau daerah baik secara formal maupun non-formal, dipilih melalui pemilu (demokrasi) atau tidak, dan berfungsi sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atau pejabat nomor satu baik namanya raja, pangeran, presiden, sultan, gubernur, bupati atau kepala daerah kecil lainnya. terlebih jika sang pejabat ini dikukuhkan dengan janji dan sumpah yang diucapkanmya sendiri.

    dengan demikian sang tokoh Muslim ini tak perlu menunggu ada dan terbentuknya sebuah khilafah atau negara Islam, karena otomatis dia suaka atau tidak bertanggungjawab penuh untuk menerapkan prinsip-prinsip ajaran Islam dibidang kekuasaan dan politik dalam wilayah kekuasaanya.

    Ya kalau kita telah merebut suatu kekuasaan dan telah dianugerahi kekuasaan sebagai ‘orang nomor satu’ maka sudah ‘pasti’ amat berat tanggungjawabnya dalam memegang suatu amanat sebagaimana digambarkan Allah SWT dalam kitab suci-Nya sebagai berikut:

    Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah (ada yang jadi raja, sultan, presiden, gubernur dll.) di muka bumi. Barang- siapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka. (QS. 35:39)

    ya masalah tauhid adalah masalah yang sangat mendasar bagi seorang pemimpin besar atau orang nomor satu dan ini pula pula yang menjadikan suatu identitas atau jati diri kepemimpinan seorang Muslim sekaligus membedakannya dengan seorang pemimpin non-Muslim.

    seorang penguasa dan pemimpin Muslim, entah dia memimpin suatu negara Islam atau tidak bermerek Islam maka suka atau tidak suka adalah penerus misi kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dan keempat khalifah era setelah Nabi Muhammad SAW. sang pemimpin Muslim ini berkewajiban menyampaikan ajaran Islam harus dengan sangat arif bijaksana sekali sehingga mampu mengemban tugasnya sebagai penyampai, pengenal atau pemberi peringatan dan penuntun kearah kebenaran yang sesungguhnya khususnya terkait dengan dasar-dasar tauhid atau keimanan serta mensejahterakan atau memakmurkan kehidupan rakyat dan umat yang dipimpinnya.

    kegiatan semacam ini merupakan suatu ibadah dan amal saleh bagi setiap pemimpin karena itu dalam ajaran Nabi kita Muhammad SAW disertai langsung dengan ajaran ‘ihsan’. ajaran IHSAN adalah rohnya dari keimanan, ibadah dan amal saleh seseorang Muslim dan wujud dari ajaran ihsan tidak lain adalah niat yang ikhlas semata karena Allah SWT.

    ajaran Islam dengan umat Muslimnya tidak perlu menunggu-nunggu lagi kedatangan Imam Mahdi karena semua sekte dalam kelompok kaum Muslim pada mengngaku akan ada sang Imam Mahdinya sendiri-sendiri, Imam Mahdi Sunni, Imam Mahdi Bani Hasyim, Imam Mahdi Syiah, Imam Mahdi Ahmadiyah dsb.

    begitu juga tidak perlu nunggu Nabi Isa As. kembali lagi ke dunia karena era pertanggungjawabannya sudah selesai (QS. 2:134 dan 141).

Tinggalkan komentar