Ahmadiyah dan aliran sesat versi Bakor Pakem dkk

Fenomena aliran sesat kembali mencuat belakangan ini, hal ini terkait dengan keputusan Bakor Pakem yang menyatakan Ahmadiyah sebagai aliran sesat. Sehingga istilah “ALIRAN SESAT” kembali menjadi perbincangan yang latah di kalangan masyarakat kita, khususnya umat islam. Namun masyarakat, bahkan termasuk tokoh-tokohnya nampak kurang mendasar memahami istilah ALIRAN SESAT ini. Sehingga terjadi pro kontra penyikapan terhadap aliran sesat.

Kata “TERSESAT” sering digunakan dalam perjalanan. Seseorang dikatakan tersesat, apabila orang tersebut tidak sampai pada tujuan perjalanannya. Misalnya seseorang hendak berangkat dari Jakarta menuju Surabaya, tapi dia pergi ke arah Barat menuju Banten. Lantas dia menduga bahwa Banten adalah Surabaya. Maka orang tersebut dikatakan “TERSESAT”.

Contoh lain, misalnya sekelompok pendaki gunung sedang mengadakan adventure untuk menaklukan ketinggian puncak suatu gunung. Namun, karena mereka tidak tahu jalan dan tidak mau bertanya  kepada yang  lebih tahu. Mereka berputar-putar didalam hutan dan tidak  sampai ke puncak gunung. Maka mereka disebut “tersesat”.  Dan apabila  yang tersesat itu  sekelompok  orang, maka kecenderungan pro kontra dan saling menyalahkan  akan terjadi.

Begitupun dengan ISLAM, Islam kalau diibaratkan adalah sebuah sistem perjalanan hidup menuju RIDLO ALLAH dan JannahNYA.  Karena Islam sebagai sebuah sistem perjalanan hidup, maka ia memerlukan peta jejak/lokasi perjalanan. Peta itulah yang dinamakan AL-QUR’AN. Namun peta (Al-Qur’an) tidak akan berarti apa-apa, bila hanya dibaca, diamati, dikaji tanpa diuji/diperjalankan. Dan peta walaupun sudah diperjalankan tidak akan  berarti apa-apa, kalau tanpa ada orang yang memulainya/memberinya contoh.

Orang yang berhak memberi contoh dalam perjalanan hidup melalui sistem ISLAM adalah Rasulullah Saw. Dari Start IQRO dalam Surat Al-Alaq hingga finish Alyauma akmaltu lakum diinakum dalam Surat Al-Maidah ayat 3, Rasululullah Saw telah memberi contoh jejak perjalanan kerisalahannya dalam Sunah perjuangannya (bisa dibaca SEJARAH/TARIKH). Insya Allah jika menapak tilasi jejak rasul ini, umat islam tidak akan tersesat.

Namun bila melihat kondisi umat islam saat ini, nampaknya ironi. Mengaku menjalankan Sunah Rasul, tapi mengikuti jalan yang dirintis Thogut, diantaranya bisa dibaca dalam QS 4 : 60, “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu, mereka hendak berhakim kepada Thogut. Bukankah mereka telah diperintah untuk mengingkari thogut….”.

Wajarlah bila dalam penyikapan “aliran sesat” ini terjadi pro kontra diantara sesama tokoh dan masyarakat. Karena para “Penuduh Sesat” ini sendiri dalam keadaan “Tersesat“. Sudah tahu “Jejak Perjalanan Rasul”, namun lebih nyaman mengikuti “Jejak Perjalanan Thagut”. Inilah bahan tausyah bagi para pemuja Demokrasi, Nasionalisme/Ashobiyah. HAM, Fluralisme dan sistem-sistem hidup buatan manusia lainnya yang cenderung menyesatkan. “Dan jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di muka bumi ini, maka mereka cenderung menyesatkan kamu dan mereka banyak berbuat kebohongan….” (Lengkapnya baca Qs 6 : 166).

“Ihdinashirotol mustaqim, shirotolladziina an’amta alaihim, ghoiril maghduubi alaihim waladloolliin”

2 komentar di “Ahmadiyah dan aliran sesat versi Bakor Pakem dkk

Tinggalkan komentar